Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger


Monday, June 27, 2011

Bikin blog ada sigin blog

pa to maksudnya? maksudnya di postingan kali ini akan membahas bagaimana cara membuat form untuk masuk ke akun blogger. Itu lho kalau teman-teman pas ingin mengakses akun bloggernya teman-teman. pasti sebelum masuk ke akun blogger.com akan melalui halaman yang ada kotak seperti di bawah ini (kecuali kalau teman-teman loginnya melalui form login akun Google):




hanya saja yang ingin kita buat nggak mirip2 amat seperti di atas, ya bisa dibilang agak mirip lah. tapi kegunaannya sama, seperti berikut ini nih contoh tampilannya




Nah buat bikin form di atas monggo dikopi kode berikut ini, lalu di pasang di halaman blog anda
<p></p><form id="start-login" action="https://www.google.com/accounts/ServiceLoginBoxAuth" name="login" onsubmit="onlogin()" method="post">
<input value="http://www.blogger.com/loginz?d=%2Fhome&amp;p=http%3A%2F%2Fwww.blogger.com%2F" name="continue" type="hidden">
<input value="blogger" name="service" type="hidden">
<input value="8" name="nui" type="hidden">
<input value="8" name="naui" type="hidden">
<input value="2" name="fpui" type="hidden">
<input value="3" name="uilel" type="hidden">
<input value="true" name="skipvpage" type="hidden">
<input value="false" name="rm" type="hidden">
<input value="true" name="alwf" type="hidden">
<input value="http://www.blogger.com/login.g" name="roeu" type="hidden">
<input value="0" name="alinsu" type="hidden">
<input value="WbQ8QiJfUvA" name="GA3T" type="hidden">
<div><label for="Email"> <span style="font-weight: bold;">Imel-e Jnengan:</span>

<input id="Email" tabindex="1" value="" name="Email" size="20" type="text">
</label></div>
<div><label for="Passwd"> Paswod-e:(<a href="https://www.blogger.com/forgot.g" target="_top" title="Forgot your password?">?</a>)

</label>
<input id="Passwd" tabindex="2" autocomplete="off" name="Passwd" size="20" type="password"></div>

<input id="signin-btn-ns" tabindex="0" value="Mlebu" class="ubtn ubtn-block" name="submit" type="submit">
</form><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span>
O ya, teman-teman juga bisa mengganti tulisan yang terttera dalam form login blogger tersebut. (Perhatikan tulisan tebal berwarnamerah)
Semoga Bermanfaat []



Cara-Cara Mendidik anak
“Dalam Agama anak merupakan titipan Tuhan”, seperti itu lah kata yang sering terucap dari bibir orang tua saya ketika mereka menasehati saya. Selama 20 tahun berlalu hingga saat ini, pernyataan seperti itu masih diucapkan. pernyataan ini mengingatkan saya dengan perjuangan orang tua yang menyimpan harapan sangat besar kepada saya sebagai seorang anak. Tidak berbeda dengan anak yang lainnya, pasti setiap orang tua mengharapkan agar anak-anak nya kelak menjadi sukses dan memiliki masa depan yang lebih baik dari pada orang tuanya. saya yakin itu.  tidak ada orang tua yang menginginkan masa depan anak-anaknya lebih buruk dari pada orang tuanya. Untuk itu orang tua memiliki peran penuh terhadap pembentukan sikap seorang anak agar dalam perjalanan hidupnya, anak memiliki sikap yang baik dan  bersikap sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Terdapat sebuah anggapan  bahwa anak merupakan cerminan dari orang tuanya. misalkan; ketika seorang anak melakukan kesalahan (lebih khususnya melanggar norma yang berlaku) di lingkungan masyarakat,  tidak menutup kemungkinan ada masyarakat yang menilai bahwa orang tuanya tidak mendidik anaknya dengan baik. Sehingga anaknya dapat melakukan perbuatan yang tidak semestinya dilakukan oleh seorang anak.
Menurut Kartono (1990), batas usia remaja dibagi tiga yaitu :
1)   Remaja Awal (12-15 Tahun)
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2)  Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya.
3)  Remaja Akhir (18-21 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya Masa remaja sebagai masa mencari identitas, Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, Masa remaja sebagai ambang masa depan.
Dengan berdasarkan teori diatas, banyak kenakalan remaja yang dilakukan oleh remaja awal dan pertengahan. Kebanyakan dari mereka terlibat salah pergaulan karena kurangnya pengawasan dari orang tua. saya memiliki pendapat bahwa masa remaja awal dan remaja pertengahan memiliki tingkat penasaran yang lebih tinggi untuk mencari jati dirinya.
Untuk mengatasi masalah yang dipaparkan diatas, pertanyaanya adalah Bagaimana cara yang ampuh dalam membina anak yang baik?. Berdasarkan pengalaman saya, caranya adalah:
1. Arahkan pendidikan yang terbaik. Orang tua dapat memasukkan ke lembaga pendidikan (SD,SMP,SMA) yang memiliki penilaian baik dari masyarakat. Untuk itu, orang tua juga berperan aktif dalam mencari lembaga yang terbaik untuk anaknya. kebanyakan yang terjadi adalah orang tua membebaskan anaknya mau sekolah dimana tanpa ada kontrol orang tua. berbeda dengan membebaskan anaknya untuk memilih sekolah kemudian orang tua memberikan rekomendasi sekolah yang terbaik berdasarkan Informasi yang diterima orang tua. Karena lembaga pendidikan adalah agen sosialisasi  yang paling berpengaruh setelah keluarga dan teman bermain (menurut para ahli Sosiologi)
2. Merangsang dan mengajak anak untuk berpikir dewasa. Misalnya : orang tua membebaskan anak dalam berpendapat kemudian orang tua bertugas meluruskan pendapat yang tidak benar. Biarkan seorang anak berpikir dan mengetahui mana yang baik dan tidak baik. Tentunya disertai dengan pemahaman orang tua yang diajarkan kepada anaknya. Cara ini dapat juga dilakukan dengan mengajak sang anak untuk bertukar pikiran dan bebaskan anak untuk mengungkapkan pendapatnya.
3. Jangan dikekang atau diajarkan dengan kekerasan karena dapat mempengaruhi psikologi anak. Seorang anak merasa tertekan apabila dirinya dikekang dan di didik secara keras. Disamping itu, akibat dari cara didik yang keras membuat seorang anak membawa sampai dewasa, bahkan sampai menikah dan memiliki anak.
4. Tegakkan peraturan yang tegas. Dengan cara ini, orang tua dapat memberikan peraturan kepada anak berikut sanksi yang akan diterima apabila melanggar. Berikan penekanan bahwa apabila dia melanggar maka ada hukuman yang harus dia laksanakan.
5. Berikan kasih sayang yang sesuai pada porsinya,jangan terlalu berlebihan. Memberikan kasih sayang sesuai porsinya maksudnya adalah ketika seorang anak masih berumur balita boleh diberikan apapun untuk menyenankan dirinya hingga sampai pada umur 12 tahun. Mulai memasuki masa remaja awal (SMP) mulai diarahkan mana yang baik dan mana yang benar. Contoh lain adalah seorang anak pada masa remaja awal sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya. Apabila ada orang tua yang menginginkan anaknya disekolahkan di sekolah berasrama sebaiknya dilakukan pada saat jenjang SMA. Karena dapat membuat sang anak tidak diperhatikan meskipun maksud dari orang tua tidak seperti itu.
6. Awasi pergaulan anak. Sebagai Orang tua, buatlah anak merasa nyaman untuk terbuka (bertukar pikiran, curhat,dsb). Karena dengan cara seperti ini, secara tidak langsung orang tua dapat mengontrol anaknya.
Penerapan cara ini dapat dilakukan kepada anak usia 6 - 18 tahun. Kesulitan orang tua dalam mendidik anak yang paling dominan adalah ketika anak berumur 12 - 15 tahun atau pada anak memasuki pendidikan SMP. Berdasarkan teori yang tercantum diatas, masa remaja awal merupakan masa anak dalam kondisi labil (tidak stabil) untuk menentukan jati dirinya. Sehingga sangat rentan sekali terpengaruh segala bentuk pergaulan. Pada masa remaja pertengahan, sikap remaja sudah merupakan penanaman sikap pada saat dirinya berumur 12 - 15 tahun. Sedangkan pada masa anak- anak (6- 12 tahun) merupakan masa yang paling mudah orang tua dalam menanamkan nilai-nilai moral yang mereka kehendaki. Mungkin masih ada alternatif - alternatif lain, namun secara garis besar yang dipaparkan diatas sudah dapat mewakili.
Orang tua memliki peran yang sangat penting dalam rangka membentuk sikap seorang anak yang sesuai harapan semua orang tua pada umumnya. Marilah sekarang orang tua memperhatikan serta mananamkan nilai moral kepada anak-anaknya jangan sampai anak merasa dirinya tidak diperhatikan. karena anak yang termasuk kategori remaja awal dan pertengahan memiliki dorongan sangat besar untuk melakukan kenakalan remaja. Dalam mendidik seorang anak dengan cara yang pas (sesuai dengan karakter anak), maka akan menghasilkan anak yang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk membentuk sikap anak yang paling effektif adalah dilakukan sejak dini,jangan sampai terlambat. Apabila sudah memasuki remaja akhir akan  sulit untuk dibentuk sesuai dengan yang dinginkan orang tua.