Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger


Friday, February 25, 2011

pola makan rosul

Dikompilasi Oleh: Urip Santoso
Sebelum kita membahas tentang pola makan Nabi Muhammad, marilah kita pelajari Firman Allah dan Hadist Nabi yang berkaitan dengan makan dan minum.
Perhatikan firman Allah berikut ini:
(1) “Makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (An Nahl:114)
(2) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu  melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Ali ‘Imran 147)
(3) “Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf ayat 31)
 Dari ketiga ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria makan dan minum yang harus diperhatikan oleh setiap muslim adalah halal, baik dan tidak melampaui batas.
Adapun hadist Rasulullah yang berkaitan dengan makan dan minum antara lain sebagai berikut:
(1) “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim).
(2)  ”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darimi).
(3) “Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan.” (H.R. Ibnu Majah)
(4) “Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus.” (H.R. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
(5) “Kami adalah orang-orang yang tidak makan, kecuali setelah lapar, dan bila makan, kami tidak sampai kenyang.” (H.R. Abu Dawud)
(6) ”Tidak ada suatu wadah yang diisi penuh oleh anak Adam yang lebih jelek melebihi perutnya. Cukuplah baginya beberapa suapan kecil untuk menegakkan tulang belakangnya. Jika tidak mungkin, sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya,” (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim).
 Praktek hidup Nabi Muhammad dapat dibagi menjadi dua hal yaitu: 1) praktek yang merupakan budaya Arab, seperti tata cara berpakaian dll; 2) praktek Islam, seperti tata cara sholat, puasa, zakat, haji dll. Praktek Nabi yang berkaitan dengan budaya Arab seperti cara berpakaian saya pikir tidak harus dicontoh seratus persen seperti itu. Prinsip perintah Allah adalah menutup aurat. Nah, upaya menutup aurat ini modelnya bisa bervariasi sesuai dengan budaya setempat. Demikian pula, dalam hal adab makan dan minum saya pikir ada yang memang merupakan budaya Arab dan ada pula yang merupakan ajaran Islam.  Misalnya kita tidak harus makan menggunakan tangan sebagaimana kebiasaan orang Arab. Kita bisa saja makan menggunakan sendok, minum dengan menggunakan sedotan dll.
       Berikut ini adalah adab makan dan minum yang dicontohkan oleh Nabi:
1. Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri dengan membaca hamdalah.
Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdalah adalah seorang muslim selalu mengingat bahwa makanan yang disantap tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi sarana menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan kebaikan.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Nabi bersabda:
”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”.
Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3. Menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
Makan adalah kewajiban. Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadah. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar:
”Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi”.
Namun demikian kita harus ingat batasan dalam mengkonsumsi makanan, yaitu menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini. Allah dalam surat al-A’raf ayat 31 berfirman:
”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Dan juga di surat Thaha ayat 81:
”Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan pada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya”.
Sementara Rasulullah saw sendiri telah memerintahkan untuk mengatur waktu makan dan berpegang teguh pada etika, sebagaimana sabda Beliau:
”Kami adalah orang-orang yang tidak makan kecuali setelah lapar, dan bila makan kami tidak sampai kenyang”.
Beliau juga bersabda:
”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)
Maksudnya sebenarnya makanan dalam porsi minimal pun sudah cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan Darimi, Rasulullah saw juga bersabda:
”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang”.
Dalam hadits lain disebutkan:
”Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan”. (HR Ibnu Majah)
Beliau pun bersabda:
”Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)
4. Makan dengan tiga jari.
Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.
5. Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar.
Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar karena membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.
6. Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas dalam gelas.
Nabi mengajarkan minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan bibir ke air), bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak. Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam lambung.
Ubay bin Ka’ab berkata:
”Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak bernafas di dalam wadah. Bahkan beliau melarang meniup makanan dan minuman.”
Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara tiga kali tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.
Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali saat minum. Beliau bersabda:
”Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan”. (HR Bukhari dan Muslim)
Anas juga berkata:
”Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri”. (HR Muslim)
Ibnu Abbas menambahkan:
”Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut poci”. (HR Bukhori dan Ibnu Majah)
7. Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama).
Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21:
”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”.
8. Menutup makanan dan minuman di atas meja.
Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran, sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi saw.:
”Tutuplah bejana”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah)
Dalam riwayat Bukhari disebutkan:
”Tutuplah makanan dan minuman”.
Rasulullah saw bersabda:
”Tutuplah wadah tempat makanan dan minuman, karena dalam satu tahun ada satu malam yang di malam itu turun wabah dari langit. Wabah itu tidak menjumpai wadah yang terbuka melainkan akan ada sebagian dari wabah itu yang mengenai wadah itu”.
9. Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.
Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu:
”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)
10. Suplemen makanan terbaik adalah madu.
Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu secara teratur. Nabi bersabda:
”Hendaklah kalian meminum madu”.
Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan melarutkan satu sendok madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan baik.
11. Tidak memasukkan makanan pada makanan.
Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada kesehatan.
12. Menjilati jari dan tempat makan.
Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri menjilati jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda:
”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tabrani)
Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa makanan di tempat makan. Juga diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz:
”Barangsiapa makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu akan memohonkan ampun untuknya”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad)
13. Nabi melarang menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan ikan, bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru, makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.
14. Tidak tidur setelah makan.
Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa juga digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan tepat sehingga bisa dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda:
”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta janganlah kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR. Abu Naim dengan sanad dha’if)
Diriwayatkan dari Anas dengan status marfu’:
”Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma kering (yang rusak), karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat penuaan”.
15. Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.
Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.
16. Makan sambil berbincang dan tidak diam.
Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.
17. Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.
18. Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksakan makanan tertentu.
19. Menjaga perasaan orang lain dengan tidak membelakangi posisi mereka. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.
20. Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.
        Dalam buku ”Muhammad Seorang Milyuner” karya Dr. Ali Syu’aibi (2004), pada bagian ketiga kita bisa menemukan setidaknya tiga anjuran Rasulullah berkaitan dengan pola makan:
1. Tidak memakan daging setiap hari, melainkan berselang hari.
Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Aisyah ra, dia mengatakan bahwa bagian lengan atas adalah daging yang paling disukai Nabi. Namun beliau tidak memakan daging setiap hari. Maka yang tersisa ditangguhkan untuk keesokan harinya.
2. Tidak memakan buah pada saat baru sembuh dari sakit.
Diriwayatkan dari Ummu Al-Mundzir binti Qais, seorang wanita Anshar, dia mengatakan: ”Rasul datang kepadaku bersama Ali yang waktu itu baru sembuh dari sakit. Kebetulan waktu itu kami punya buah yang masih tergantung di pohonnya. Rasul pun berdiri dan dan memetik buah dan memakannya. Ali juga ikut memetik, namun ketika akan memakannya, Rasul mencegah seraya berkata: “Jangan Ali, kamu baru sembuh dari sakit”. Ali pun mengurungkan niatnya. Maka aku membuat roti dan makanan yang direbus dan membawakannya pada mereka. Maka Rasul pun berkata pada Ali: “Makanlah ini. Ini lebih baik untukmu””. (HR. Abu Dawud)
3. Tidak pernah menolak undangan makan, bahkan jika yang dihidangkan nilainya sangat murah.
Rasul tidak pernah menolak undangan makan apapun selama makanan yang dihidangkan itu halal, meskipun makanan itu sangat murah. Beliau berkata: “Jika kalian diundang untuk menghadiri jamuan makan, maka hadirilah. Kalau suka makanlah, kalau tidak, tinggalkan”. (HR. Abu Dawud)
Sebagaimana Rasul juga pernah mengatakan: “Kalau aku diundang untuk menghadiri suatu jamuan, meskipun yang dihidangkan hanya kaki atau tangan, aku akan datang. Begitu juga kalau aku diberi hadiah tangan atau kaki, aku pasti menerimanya”. (HR. Bukhori)
Ada beberapa ajaran Nabi mengenai hidup sehat.
(1) Nabi mengajarkan agar berpuasa untuk mengistirahatkan kerja alat pencernaan. Nabi bersabda, ’’shuumu tashihu’’ (berpuasalah maka kamu akan sehat).
(2) Nabi mengajarkan agar mengunyah makanan minimal 33 kali sebelum ditelan. Sebagaimana sabdanya, ’’Saya mengunyah setiap suap makanan 30-50 kali, sehingga menjadi lembek dan melalui kerongkongan tanpa kesulitan. Bahkan, pada makanan yang sulit dicerna dengan baik, saya kunyah sampai 70-75 kali.’’ Jika tidak dikunyah dengan baik, sebagian makanan itu akan terbuang tanpa terserap dan terjadilah pembusukan yang menghasilkan banyak racun di usus. Itulah yang menghabiskan sejumlah besar enzim. Air liur yang otomatis keluar saat mengunyah dapat bercampur baik dengan asam lambung maupun air empedu. Maka proses pencernakan pun bisa lebih lancar.
(3) Nabi tidak mencela makanan. Sebagaimana terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah r.a beliau mengatakan, ’’Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai satu makanan, maka beliau memakannya. Jika beliau tidak suka, maka beliau meninggalkannya.’’
Tidak mencela makanan berarti seseorang suka dan mensyukuri makanan itu. Suasana hatinya senang ketika mengonsumsinya.
(4) saat makanan disajikan dalam keadaan panas, janganlah tergesa-gesa untuk menikmatinya. Biarkanlah makanan tersebut menjadi dingin terlebih dahulu. Dari sisi kesehatan, makanan yang panas tidak baik untuk kesehatan tubuh. Dan sebagai muslim, anjuran menyantap makanan yang sudah dingin diberikan oleh Rasulullah SAW, dan kita wajib untuk menaatinya. Hal ini tersirat dalam hadis berikut:
Dari Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha, jika beliau membuat roti Tsarid maka beliau tutupi roti tersebut dengan sesuatu sampai panasnya hilang. Kemudian beliau berkata, ’’Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’’Sesungguhnya hal tersebut lebih besar berkahnya.’’
(5) tidak berlebih-lebihan. Nabi Muhammad SAW bersabda,’’Hendaklah keturuan Adam tidak memenuhi perutnya. Cukuplah bagi keturunan Adam beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak ada halangan, sepertiga (perut) untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk napasnya (HR Turmudzi).
Makan secara berlebihan mengundang bahaya, seperti gangguan pencernaan, diare, sembelit, perut kembung, obesitas, encok, penyakit lever, pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan penggumpalan dan pembekuan darah.
Makan berlebihan juga bisa menimbulkan peradangan akut pada pankreas dan empedu, diabetes melitus, bahkan batu ginjal. Benarlah apa yang dikatakan dokter Arab, al-Harits ibn Kaldah, ’’Lambung adalah sarang penyakit, dan diet (pola makan teratur) adalah obat utama.’’
Namun, kurang makan juga berbahaya. Di antaranya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan badan, akal, kurang darah, lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan anemia.
(6)diharamkannya miras serta daging babi, semua daging najis, bangkai, darah, semua jenis binatang bertaring, dan semua jenis burung bercakar.
(7)larangan memakan daging sapi, kambing, dan sebagainya yang tergolong jallaalah (binatang yang kerap memakan benda najis). Ibn Umar menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melarang jallaalah dan susunya (HR Turmudzi).
(8) menganjurkan banyak mengonsumsi buah-buahan. Nabi Muhammad bersbda,’’Rumah tanpa kurma bagai rumah tanpa makanan.’’ Diriwayatkan pula bahwa Nabi menyantap mentimun dengan kurma matang. (HR Abu Dawud).
Jadi, kuncinya pola makan, teknik makan, makanan yang halal dan baik.
Namun, hal itu saja tentu tidak cukup. Nabi Muhammad sangat menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan berolahraga secara teratur. Dan, yang tidak kalah penting dari itu semua adalah hidup penuh optimisme dan berpikir positif. Inilah keteladanan dari Nabi.
Seperti ditulis yang dinukil dari buku Makanan Untuk Membina Kejernihan Pikiran sebagai Filsafat Vegetaris, setidaknya ada 10 kebiasaan makan yang dinilai sangat menyehatkan.:
1. Jangan terlalu kenyang
Perut yang terlalu kenyang akan menekan seluruh sistem pencernaan makanan dan menghambat proses pencernaan itu. Makanan yang setengah dicerna akan membentuk sampah dan membusuk di dalam tubuh, dan puncaknya adalah melemahkan seluruh sistem.
2. Makan dalam suasana damai dan gembira
Apabila makan tergesa-gesa atau makan dalam keadaan letih, terganggu, atau dalam keadaan sedih, makanan tidak akan dicerna secara sempurna dan semua zat gizi yang dikandung akan lenyap. Ketika pikiran sedang kalut maka seluruh tubuh kitapun mengalami kekalutan.
3. Jangan terlalu banyak jenis makanan
Kombinasi yang terlalu banyak pada sekali makan sangat merepotkan sistem penyernaan kita, maka sebaiknya makan dengan kombinasi tidak lebih dari empat jenis makanan.
4. Kunyah makanan itu sampai halus merata
Khususnya makanan bertepung seperti nasi, roti, mie, dll. Kunyah dengan sebaik-baiknya, jangan tergesa-gesa menelan makanan itu, karena apabila makanan tersebut tidak dapat dicerna di dalam perut akan menghasilkan racun yang akan melemahkan seluruh sistem pencernaan. Air ludah bersifat alkali, apabila dicampur dengan makanan yang bersifat asam.
5. Duduk dengan sikap yang baik ketika makan
Duduklah dengan punggung tegak saat makan sehingga energi akan lancar mengalir.
6. Usahakan sempat istirahat setelah makan
Setelah makan usahakan jangan langsung mengerjakan pekerjaan fisik atau mental. Saat itu semua energi tubuh dan darah diperlukan dalam proses pencernaan.
7. Hindari makan makanan penyela
Makanan memerlukan waktu empat jam untuk meninggalkan lambung. Setelah itu cairan pencernaan terhimpun kembali dan siap untuk proses pencernaan berikutnya.  Apabila kita makan beberapa kali sehari, cairan pencernaan tidak pernah mendapat kesempatan berkumpul sepenuhnya dan cairan yang tidak seberapa kuat ini tidak mampu mencerna secara sempurna. Jadi makanlah ketika kita benar-benar merasa lapar, maksudnya tidak makan ketika perut masih penuh dan jangan lebih dari empat kali dalam sehari.
8. Jangan makan terlalu malam, dekat dengan saat untuk tidur
Sebaiknya makanlah satu setengah jam menjelang waktu tidur, karena tidur dengan perut kenyang akan menimbulkan gas-gas yang menyebabkan mimpi. Berjalan-jalan di udara terbuka sebelum tidur akan membantu pencernaan mencapai keadaan relaks.
9. Minum air secukupnya setiap hari
Air merupakan pencuci alamiah yang dapat membersihkan tubuh dari racun dan kotoran. Minumlah sekitar 3-4 liter dalam sehari.  
10. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin
Makanan terlalu panas mengganggu sistem pencernaan, karena sistem pencernaan bekerja pada batas temperature tertentu. Panas makanan tersebut dapat mengganggu lapisan lendir yang melapisi saluran pencernaan. Makanan yang terlalu dingin akan membuat sistem pencernaan mengkerut sehingga proses pencernaan menjadi semakin sulit. Makanan yang terlalu dingin dapat membuat saluran-saluran pernafasan mengkerut dari hidung hingga paru-paru, sehingga semua menjadi peka. Kadang-kadang minuman yang diminum tiba-tiba dapat menimbulkan reaksi asma dan alergi.
(dirangkum dari berbagai sumber di internet).